Organisasi LDII
sejak awal berdiri tahun 1972 selalu berlandaskan pedoman ibadah yang ada di
dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits. Merujuk pada sabda Rosulullah SAW “Telah aku
tinggalkan kepada kalian dua perkara, kalian tidak akan sesat selama berpegang
pada keduanya, yaitu Kitabulloh (Al-Qur’an) dan Sunnah Nabi-Nya”. Mengenai
Al-Hadits, LDII menggunakan semua kitab Hadits, yaitu Hadits Riwayat Shohih
Al-Bukhori, Shohih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan At-Tirmidzi, Sunan An-Nasai,
dan Sunan Ibnu Majjah. Dalam praktek ibadah sehari-hari juga mengakui adanya 5
(lima) rukun Islam dan 6 (enam) rukun Iman. Jadi LDII sudah jelas secara resmi
diakui oleh Negara dan MUI Pusat bahwa bukan tergolong aliran sesat karena
dasar hukum ibadah LDII tidak menyimpang dari Al-Quran dan AL-Hadist.
NIAT DAN TUJUAN
Dalam beribadah kepada Allah, mempelajari dan
mengamalkan Agama Islam berdasarkan Al Quran dan Al Hadist para jamaah LDII
senantiasa dinasehati agar didasari niat yang murni KARENA ALLAH yaitu
mengharapkan balasan rahmat dan ridho Allah berupa SURGA dan takut akan
murka dan siksa Allah berupa NERAKA. Berdasarkan Firman Alloh yang Maha
Luhur dan sabda Rasulullah SAW:
Al-Quran Surat Al Lail ayat 19-21
وَمَا لِأَحَدٍ عِندَهُ مِن نِّعْمَةٍ تُجْزَى - ١٩ إِلَّا ابْتِغَاء وَجْهِ رَبِّهِ الْأَعْلَى - ٢٠ وَلَسَوْفَ يَرْضَى - ٢١
Artinya : “Dan tidak ada bagi seseorang yang dibalas
dengan kenikmatan Allah (Surga) di sisi Allah. Kecuali (amalannya) karena
mencari wajah Allah Tuhannya yang Maha Mulya. Dan mereka akan senantiasa
berbahagia”.
Al-Quran Surat Al Isro' ayat 57
أُولَـئِكَ الَّذِينَ يَدْعُونَ يَبْتَغُونَ إِلَى رَبِّهِمُ الْوَسِيلَةَ أَيُّهُمْ أَقْرَبُ وَيَرْجُونَ رَحْمَتَهُ وَيَخَافُونَ عَذَابَهُ إِنَّ عَذَابَ رَبِّكَ كَانَ مَحْذُورًا القران سورة الإسراء ٥٧
Artinya : Orang-orang yang mereka seru itu, mereka
mencari jalan kepada Tuhan mereka siapa di antara mereka yang lebih dekat
(kepada Allah) dan mengharapkan rahmat-Nya dan takut akan azab-Nya;
sesungguhnya azab Tuhanmu adalah suatu yang (harus) ditakuti.
Hadist riwayat Nasa'i dari Abi Amamah,
Rasulullah bersabda
إِنَّ اللهَ لاَ يَقْبَلُ مِنَ الْعَمَلِ إِلاَّ مَا كَانَ لَهُ خَالِصً وَبْتُغِيَ بِهِ وَجْهُهُ...الحديث* رواه النسائى عن أبى أمامة الباهلى
Artinya : “Sesungguhnya Allah tidak akan menerima suatu
amalan kecuali amalan itu murni dan didasari niat mencari wajahNya (Allah)”.
Al Quran Surat Ali Imron ayat 131-133
وَاتَّقُواْ النَّارَ الَّتِي أُعِدَّتْ لِلْكَافِرِينَ * وَأَطِيعُواْ اللّهَ وَالرَّسُولَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ * وَسَارِعُواْ إِلَى مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ * القران سورة آل عمران ١٣٣-١٣١
Artinya : "Takutlah kamu sekalian pada NERAKA yang disediakan bagi orang-orang kafir. Dan
taatlah kepada Allah dan Rasul agar kamu sekalian diberi rahmat. Dan
berlomba-lombalah pada pengampunan dari Tuhanmu dan SURGA
yang luasnya langit hingga bumi yang disediakan bagi orang-orang yang
bertaqwa".
Dalam melaksanakan ibadah kepada Allah, Jamaah LDII diarahkan agar bisa tertib, khusuk, mutawari’ (hati-hati) dan sungguh-sungguh. Selalu menjauhi perbuatan sirik, bid’ah, kurofat, dan tahayul serta menghindari perbuatan dosa, pelanggaran, kemaksiatan, barang haram, riba dan lain sebagainya. Dalam praktek mutawari’ (hati-hati dalam menjaga kemurnian dan sahnya amalan) oleh jamaah LDII seringkali menimbulkan kesalahpahaman/prasangka negatif warga lain misalnya dalam praktek menjaga kesucian tempat ibadah, dimana secara rutin tiap pagi/sore maupun sebelum kumandang azan lantai tempat ibadah seperti Masjid/Musholla selalu disucikan dengan cara dilap/dipel agar tempat ibadah tersebut selalu bersih dan terjaga kesuciannya.
Dalam kehidupan sehari-hari setiap jamaah juga selalu
diarahkan agar menghindari praktek ibadah yang tidak ada tuntunannya dalam Al-Quran
maupun sunah Nabi Muhammad, contohnya seperti kegiatan melarung sesajen ke laut
pada acara tahun baru hijriah, Tahlilan untuk orang yang telah wafat Pada hari
ke 3, ke 7, ke 40, dll. Dalam mencari rezeki atau penghasilan, setiap jamaah
juga diarahkan untuk mencari rezeki yang halal, jujur, dan menghindari praktek
riba sehingga dianjurkan untuk memakai jasa keuangan syariah.
Juga setiap jamaah disarankan memiliki suatu amalan andalan, yaitu amalan sunah rutin yang dikerjakan tanpa terputus hingga wafatnya, seperti ; ahli puasa sunah, ahli shalat sunah, ahli doa malam, ahli zikir, ahli shodakoh dan lain sebagainya. Ulama’ LDII juga telah mengeluarkan tuntunan amalan rutin yang dengan mudah bisa dikerjakan oleh setiap jamaah, diantaranya; membaca Al Quran sedikitnya 3 (tiga) ayat dalam sehari, membaca Istighafar/tahlil/takbir/tahmid pagi 100X dan sore 100X, merutinkan membaca sholawat atas Nabi Muhammad, membaca doa Asmaulhusna dan lain sebagainya.
Dalam kehidupan sosial jamaah LDII senantiasa didorong untuk taat, tunduk dan patuh kepada peraturan undang-undang dan pemerintah RI yang sah berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Dalam lingkungannya setiap jamaah LDII diharapkan bisa menjadi tauladan dengan berbudi pekerti yang baik, jujur, amanah, disiplin dan berprestasi serta tidak melanggar aturan dan norma masyarakat yang berlaku di lingkungannya.
Komentar
Posting Komentar