أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: « .
. .، وَأَوَّلُ مَنْ يَرِدُهُ عَلَيَّ فُقَرَاءُ الْمُهَاجِرِينَ، الدُّنْسُ
ثِيَابًا، وَالشُّعْثُ رُءُوسًا، . . . »
“Mereka yang pertama kali datang di telaga
Kautsar adalah orang-orang miskinnya Muhajir yang lusuh bajunya dan kusut
rambutnya”.
[Hadist Ibnu Majah No. 4303 Kitabul Zuhdi]
Allah Ta’ala memberikan kepada Nabi Muhammad telaga Kautsar sebagai safaat / pertolongan bagi umat Islam pada hari kiamat.
إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ (1)
“Sesungguhnya Aku (Allah) memberimu telaga
Kautsar”
[Surah Al-Kautsar ayat 1]
[Surah Al-Kautsar ayat 1]
Diantara sifat-sifat telaga Kaustar
sebagaimana digambarkan dalam Hadist Ibnu Majah Bab Nomor 36 Kisah
Tentang Telaga Kautsar yaitu airnya putih melebihi susu dan manisnya
melebihi madu. Gayung minum yang disediakan sebanyak hitungan bintang di
langit. Orang-orang yang minum air telaga Kautsar tidak akan haus selamanya
pertanda mereka akan masuk Surga.
Yang mendapatkan safaat minum air telaga Kautsar adalah umat Islam yang ditandai dengan bercahayanya anggota tubuh bekas wudhu mereka, kepala, tangan dan kaki.
Selain umat Islam akan diusir tidak
diperkenankan mendekat telaga Kaustar, termasuk orang-orang yang memperbarui
agama dan murtad dari Islam.
Mereka yang pertama kali datang pada telaga
Kautsar adalah orang-orang miskinnya Muhajir yang lusuh bajunya dan kusut
rambutnya.
4306 – حَدَّثَنَا
مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ قَالَ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ قَالَ:
حَدَّثَنَا شُعْبَةُ، عَنِ الْعَلَاءِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ أَبِيهِ،
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، أَنَّهُ
أَتَى الْمَقْبَرَةَ فَسَلَّمَ عَلَى الْمَقْبَرَةِ، فَقَالَ: «السَّلَامُ
عَلَيْكُمْ دَارَ قَوْمٍ مُؤْمِنِينَ، وَإِنَّا إِنْ شَاءَ اللَّهُ تَعَالَى
بِكُمْ لَاحِقُونَ» ، ثُمَّ قَالَ: «لَوَدِدْنَا أَنَّا قَدْ رَأَيْنَا
إِخْوَانَنَا» ، قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ أَوَلَسْنَا إِخْوَانَكَ؟ قَالَ:
«أَنْتُمْ أَصْحَابِي، وَإِخْوَانِي الَّذِينَ يَأْتُونَ مِنْ بَعْدِي، وَأَنَا
فَرَطُكُمْ عَلَى الْحَوْضِ» ، قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ كَيْفَ تَعْرِفُ مَنْ
لَمْ يَأْتِ مِنْ أُمَّتِكَ؟ قَالَ: «أَرَأَيْتُمْ لَوْ أَنَّ رَجُلًا لَهُ خَيْلٌ
غُرٌّ مُحَجَّلَةٌ بَيْنَ ظَهْرَانَيْ خَيْلٍ دُهْمٍ بُهْمٍ، أَلَمْ يَكُنْ
يَعْرِفُهَا؟» قَالُوا: بَلَى، قَالَ: «فَإِنَّهُمْ يَأْتُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
غُرًّا مُحَجَّلِينَ، مِنْ أَثَرِ الْوُضُوءِ» ، قَالَ: «أَنَا فَرَطُكُمْ عَلَى
الْحَوْضِ» ، ثُمَّ قَالَ: ” لَيُذَادَنَّ رِجَالٌ عَنْ حَوْضِي، كَمَا يُذَادُ
الْبَعِيرُ الضَّالُّ، فَأُنَادِيهِمْ: أَلَا هَلُمُّوا فَيُقَالُ: إِنَّهُمْ قَدْ
بَدَّلُوا بَعْدَكَ، وَلَمْ يَزَالُوا يَرْجِعُونَ عَلَى أَعْقَابِهِمْ،
فَأَقُولُ: أَلَا سُحْقًا، سُحْقًا ”
__________
[حكم الألباني] صحيح
__________
[حكم الألباني] صحيح
Abu Hurairah meriwayatkan kisah dari Nabi
sholallohu alaih wasallam:
Sesungguhnya Nabi datang pada beberapa kuburan
beliau menguap salam pada pekuburan dan berdoa:
«السَّلَامُ عَلَيْكُمْ
دَارَ قَوْمٍ مُؤْمِنِينَ، وَإِنَّا إِنْ شَاءَ اللَّهُ تَعَالَى بِكُمْ
لَاحِقُونَ»
Artinya: “Semoga keselamatan atas kamu
sekalian wahai kampungnya kaum beriman, dan sesungguhnya kami in’sha’Alloh
Ta’ala, terhadap kalian akan menyusul”.
Kemudian Nabi bersabda: “Saya selalu
senang melihat saudara-saudara kita”
Para sahabat bertanya: “Wahai
Rasulullah, bukankah kami ini sahabat engkau”.
Nabi menjawab: “Kalian adalah
sahabatku, saudar-saudaraku adalah orang-orang yang akan detang sepeninggalku,
saya adalah orang yang kalian di telagaku”.
Sahabat kembali bertanya: ”Wahai
Rasulullah, bagaimana engkau mengenali orang yang akan datang dari umatmu?”
Nabi menjawab: “Bagaimana pendapatmu
jika seorang laki-laki mempunyai kuda yang putih kepala dan kakinya diantara
kumpulan kuda-kuda yang hitam legam, apakah ia mengenalinya?” Sahabat
menjawab: “Ya tentu”.
Nabi bersabda: “Maka sesungguhnya
umatku datang pada hari kiamat putih kepala dan lengan kaki mereka, karena
bekas wudhu”.
Nabi bersabda: “Saya akan menunggu
kalian di telaga”.
Kemudian Nabi bercerita; “Beberapa
laki-laki akan diusir dari telagaku seperti onta liar”, maka aku memanggil
mereka: “Hai kemarilah!”.
Maka dikatakan kepada Nabi : “Sesungguhnya
mereka (yang diusir) itu telah mengganti agama sepeninggalmu, dan terus menerus
kembali pada tumit mereka (keluar dari islam)”.
Kemudian aku Nabi berkata (pada mereka yang
diusir) : “Hai menjauhlah!, jauhlah!”.
[Hadist Ibnu Majah No. 4306 Kitabul Zuhdi]
Komentar
Posting Komentar