Khasiat thibun
nabawi tak perlu diragukan lagi. Saat ini bahkan banyak dokter modern yang
menguak khasiat kandungan di balik pengobatan ala nabi.
Dalam hadis, Rasulullah menganjurkan beberapa obat dan jaminan
kesembuhannya. Dari Ibnu Abbas, Rasulullah bersabda, “Kesembuhan itu ada dalam
tiga hal, minum madu, bekam, dan kay (sundutan api). Aku melarang umatku
berobat dengan kay.” (HR Al-Bukhari).
Dari ‘Aisyah, Nabi bersabda, “Sungguh dalam habbatus sauda itu terdapat
penyembuh segala penyakit, kecuali as-sam.” Aisyah pun bertanya, “Apakah as-sam
itu?” Beliau menjawab, “Kematian.” (HR Bukhari).
Ibnu Abbas berkata, seseorang berdiri di hadapan Rasulullah
kemudian bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah obat itu berguna terhadap takdir?”
Rasulullah kemudian bersabda, “Obat termasuk bagian dari takdir. Obat bermanfat
kepada siapa yang Allah kehendaki sesuai yang Allah kehendaki.”
Secara ilmiah, habbatus sauda terbukti mampu mengaktifkan
kekebalan spesifik karena mampu meningkatkan kadar sel-sel T pembantu, sel T
penekan, dan sel pembunuh alami. Kandungan aktif habbatus sauda, yakni
thymoquinone (TQ), dithymouinone (DTQ), thymohydroquimone (THQ), dan thymol (THY).
Begitu pun dengan madu. Berdasarkan penelitian ilmiah, madu
memiliki spesifikasi antiproses peradangan (inflammatory activity anti) serta
memiliki daya aktif tinggi yang mampu meningkatkan pertahanan tubuh terhadap
tekanan oksidasi (oxidative stress). Madu juga mengandung banyak nutrisi, mampu
menurunkan glukosa darah, mengobati infeksi lambung, dan sebagainya.
Banyak penelitian lain yang menyebutkan khasiat thibbun nabawi.
Jika kemudian seseorang mempraktikkan thibun nabawi dan tak tampak hasilnya,
perlu memperhatikan beberapa hal lain. Seperti, ucapan Ibnu Hajar al-Asqalani
dalam Fathul Bari, seluruh tabib sepakat pengobatan suatu penyakit berbeda-beda
sesuai dengan perbedaan umur, kebiasaan, waktu, jenis makanan yang biasa
dikonsumsi, kedisiplinan, dan daya tahan fisik. Kadar dan jumlah obat pun harus
sesuai dengan penyakit. Jika dosisnya kurang, tidak mampu menyembuhkan secara
total. Jika dosisnya berlebih, akan dapat menimbulkan bahaya lain.
Maka, penggunaan thibbun nabawi pun tak boleh asal-asalan. Selain
itu, keyakinan kesembuhan datang dari Allah pun perlu ditancapkan dalam hati.
Sebagaimana ucapan Ibnul Qayyim, seperti disebut sebelumnya bahwa thibbun
nabawi akan dirasakan manfaatnya jika jiwa menerima dan meyakini bahwa Allah
akan memberikan kesembuhan baginya. Sehingga, pengobatan thibbun nabawi hanya
cocok bagi jiwa yang baik sebagaimana pengobatan dengan Alquran yang tak cocok
kecuali bagi jiwa yang baik dan hati yang hidup.
Sumber : REPUBLIKA.CO.ID,
Komentar
Posting Komentar