JAKARTA - Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) menggelar
Rakernas yang diikuti 1.500 peserta dari tingkat Dewan Perwakilan Wilayah
(Provinsi) dan Dewan Perwakilan Daerah (Kabupaten/kota), Rabu (10/10).
Acara ini juga
diikuti peninjau yang terdiri dari para ulama, pengurus DPP, pengasuh pondok
pesantren, dan sekolahyang berada di bawah naungan LDII.
“Acara ini sangat strategis karena bertepatan dengan tahun politik. Untuk itu,
kami menggelar Rakernas untuk mengumpulkan aspirasi dari bawah yang bisa
menjadi masukan bagi para capres.
Jadi Pilpres
bukan ajang komunikasi searah dari para kandidat. Justru ini waktu yang baik
bagi rakyat untuk menyampaikan aspirasinya,” ujar Ketua Umum DPP LDII,
Abdullah Syam. Menurut Abdullah Syam, lima tahun masa pemerintahan presiden,
masyarakat bisa merasakan langsung dampak program kerja. Maka masyarakat berhak
memberikan masukan dan mengevaluasi untuk perbaikan.
Siapapun
presidennya nanti. Dalam kesempatan itu Presiden Joko Widodo (Jokowi)
mengingatkan bangsa Indonesia adalah bangsa dan negara yang besar, sekaligus
menyimpan perbedaan yang besar. “Wilayah Indonesia setara perjalanan dari
London ke Istambul, kita memiliki 714 suku, 1.500 bahasa, dan keragaman suku
dan budaya.
Bandingkan
negara ini dengan negara lain, terlihat betapa Indonesia bangsa yang besar.
Namun ingat, ancaman perbedaan juga besar,” ujar Jokowi. Maka, presiden
mengingatkan jangan sampai bangsa ini pecah hanya karena Pilkada, Pileg, dan
Pilpres. “Kampanye politik yang didasari kebohongan, hoax, dan fitnah hanya
memecah belah bangsa ini,” ujar Jokowi.
Presiden
mengingatkan, energi bangsa ini seharusnya diarahkan untukmenyambut perubahan
dunia yang cepat. Era indutri 4.0 merupakan era yang sangat dinamis
perubahannya. Pasalnya, sejak revolusi industri pertama, telah terjadi 3.500
perubahan dalam industri 4.0. Mulai dari kecerdasan buatan, otomatisasi robot,
cryptocurrency, bitcoin, hingga virtual reality, dan 3D printing.
“Meskipun luar
biasa, membuat pekerjaan makin cepat namun membawa dampak negatif pula. Untuk
itu, kita harus mempersiapkan bangsa Indonesia mengantisipasi sekaligus memanfaatkan
kecanggihan teknologi di era industri 4.0,” papar Jokowi. Bagi pengusaha,
Industri 4.0 menguntungkan karena dapat menekan biaya produksi. Namun dari sisi
penyerapan tenaga kerja, bisa merugikan masyarakat. Untuk itu bangsa ini perlu
mengantisipasi.
Di samping
itu, tekanan dari negara lain membuat ekonomi Indonesia terimbas, karena
negara-negara kini sudah tak berbatas. Jokowi menyontohkan ekonomi Indonesia
sangat terpengaruh oleh kebijakan negara lain, kebijakan Bank Federal, bahkan
kebijakan ekonomi negara lain bisa pengaruhi Indonesia. Untuk itu, menghadapi
negara yang sudah tak memiliki batas, pembangunan karakter menjadi sangat
penting. Bangsa Indonesia harus menjaga nilai, tata krama, etika, dan sopan
santun agar tak ikut terimbas efek negatif dari fenomena global. Jokowi juga
engingatkan, isu-isu negatif dan kampanye hitam, jangan terus berulang-ulang
dalam setiap Pemilu yang diadakan dalam lima tahun sekali. “Saya jadi korban.
Saya dituduh PKI. PKI bubar 1965, sedangkan saya lahir 1961, masak PKI balita.
Saya tidak
kena, orangtua dan kakek nenek saya dituduh. Ada Foto yang mirip saya dekat
Aidit. Tidak masuk akal. Bahkan ada kyai yang ingin bicara empat mata, soal
saya PKI. Tapi semuanya terbantahkan,” ujar Jokowi. Dalam kesempatan itu Jokowi
memuji LDII sebagai ormas Islam yang selalu selangkah
lebih maju.
Menjadi
pelopor membantu pemerintah seperti pengurangan penggunaan bahan bakar fosil
dengan menggunakan pembangkit listrik tenaga surya dan mikrohidro. LDII juga
membantu pemerintah dalam membangun karakter bangsa yang sangat penting ketika
dunia makin global, tanpa batas, “LDII selalu selangkah lebih maju dibanding
ormas Islam lainnya,” ujar Jokowi.
Rakernas LDII Usulkan 8 Bidang Pembangunan
LDII dalam Rakernas mengusulkan delapan bidang pembangunan yang bisa dijadikan titik fokus pembangunan nasional, “Kami mengusulkan kepada pemerintah, karena kami telah melaksanakan delapan bidang pembangunan tersebut,” imbuh Abdullah Syam. Delapan bidang itu, pertama, yakni penguatan wawasan kebangsaan (Bidang Kebangsaan) yakni menanamkan nilai-nilai luhur Pancasila, UUD 45, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI.
Inilah yang
menjadi payung dalam pembangunan. Kedua, bidang dakwah, LDII dalam dakwahnya fokus dalam
membentuk manusia yang profesional religius, yakni masyarakat yang memiliki
sikap profesional dan dilandasi dengan religiusitas. Mereka bisa berprofesi apa
saja namun juga memiliki religiusitas yang tinggi.
Ketiga, bidang
pendidikan, LDII berkomitmen
mendirikan sekolah-sekolah yang mendukung terciptanya generasi yang Tri Sukses,
yakni generasi yang memiliki kepahaman agama yang kuat, memiliki akhlak yang
mulia, dan mandiri. Sekolahsekolah di LDIIumumnya digabungkan dengan
pesantren-pesantren. Keempat, bidang ekonomi syariah, untuk penguatan ekonomi
kerakyatan dengan memelopori koperasi syariah, BMT, dan Usaha Bersama (UB).
Kelima, bidang kesehatan dan herbal, DPP LDII mendorong warga LDII memanfaatkan obat-obatan herbal
sebagai alternative pengobatan.
Hal ini
dilakukan untuk membantu pemerintah dalam mewujudkan masyarakat yang sehat
jasmani dan rohani. Obat herbal juga membantu masyarakat saat harga-harga obat
menjadi mahal. Keenam, bidang ketahanan pangan, LDII mendorong para petani menggunakan
teknologi tepat guna, manajemen pertanian/ pangan, dan penggunaan bibit unggul. LDII mendorong warganya untuk
melakukankonsumsi dan produksi berkelanjutan dengan target zero waste.
Di pesantren LDII, air wudhu digunakan untuk memelihara
lele dan menyiram tanaman pangan, untuk dikonsumsi para santri. Di tingkat
rumah tangga, sampah organik digunakan untuk pupuk tanaman. Serta mendaur ulang
sampah-sampah dalam bank sampah maupun dimanfaatkan kembali agar memiliki nilai
ekonomi. Ketujuh, bidang energi terbarukan, LDII mendukung pemerintah dalam
mengurangi penggunaan bahan bakar fosil dan menggunakan energi terbarukan
hingga 7 persen pada 2019 dan 23 persen pada 2024.Pesantren di lingkungan LDII telah menggunakan pembangkit listrik
tenaga surya dan dalam skala industri, warga LDII memanfaatkan mikrohidro.
Kedelapan,
menyambut era industri 4.0, LDII telah
menyiapkan generasi muda yangmemiliki kemampuan untuk memanfaatkan teknologi
digital. Warga LDII telah
menggunakan digital printing, kecerdasan artifisial, dan berbagai software
untuk memudahkanpekerjaan dan transaksi. LDII juga membekali warganya dengan etika
media sosial danpelatihan jurnalistik, untuk menghindari hoax dan menyebarkan
informasi yang positif.
Sumber : Serambinews.com
Komentar
Posting Komentar