BNPT Kerjasama dengan LDII Sultra Sosialisasikan Bahaya Radikalisme

Sebagai salah satu komunitas islam yang selalu mendukung program-program pemerintah dalam memperkuat kesatuan NKRI, LDII juga turut tampil sebagai garda terdepan dalam melawan gerakan radikalisme dan terorisme yang mengancam kebhinekaan bangsa dan falsafah negara kita yang menjunjung tinggi Pancasila sebagai dasar negara. Selain isu pencegahan radikalisme dan terorisme, LDII juga sangat peduli dengan isu-isu peningkatan kualitas dan pelestarian lingkungan hidup seperti penanggulangan kebakaran hutan.

Pihak BNPT Sultra dan Polres Kendari Saat Sosialisasi Radikalisme di Masjid Al-Manshurin

Dalam rangka menindaklanjuti hal tersebut, DPW LDII Sultra sesuai arahan DPP LDII menggandeng BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme) untuk menggelar kegiatan sosialisasi bahaya radikalisme dan terorisme di dalam Masjid-masjid binaan LDII di wilayah Sulawesi Tenggara. Salah satu kegiatan tersebut diadakan pada hari minggu pagi (16/04/2017) bertempat di Masjid Al-Manshurin Kecamatan Wua-wua, Kota Kendari yang dalam acara tersebut juga dirangkaikan dengan sosialisasi penanggulangan kebakaran hutan oleh Dinas Kehutanan Provinsi Sultra.

Ratusan Jamaah Pengajian LDII saat Mengikuti Sosialisasi BNPT di Kendari

Kegiatan sosialisasi tersebut dibuka oleh Ketua DPW LDII Sultra L. Kadir, S.Pd yang dalam sambutannya beliau mengajak seluruh jamaah yang hadir agar senantiasa mewaspadai gerakan-gerakan radikal di sekitar lingkungan tempat tinggal mereka. Para jamaah juga dihimbau untuk senantiasa membentengi keluarga mereka dari pengaruh paham-paham radikal. Paham radikal yang dimaksud ini adalah gerakan-gerakan yang memiliki agenda tertentu yang dibungkus agama seperti terorisme, upaya untuk mewujudkan khilafah, mengganti dasar negara pancasila dengan syariat agama, dan pemaksaan terhadap kelompok agama atau keyakinan lain.

 Kepala Balai Kehutanan saat sosialisasi Pencegahan Kebakaran Hutan di Masjid Al-Manshurin

Setelah pembukaan tersebut dilanjutkan sosialisasi penanggulangan kebakaran hutan oleh Kepala Balai Kehutanan Provinsi Sulawesi Tenggara  Ir. H. Fajar Sudrajat , MBA yang menyoroti perilaku masyarakat di sekitar kawasan hutan yang masih terbiasa melakukan perambahan/ pembukaan lahan dengan cara membakar yang tentu pada rusaknya kawasan hutan. Di sekitar kawasan Konawe, Kendari, dan Konawe Selatan ada sekitar 46.000 Ha lahan hutan yang rusak. Presiden Joko Widodo sudah memerintahkan jajarannya untuk melakukan upaya pencegahan kerusakan hutan, bahkan setiap daerah yang berhasil mencegah kerusakan hutan akan diberikan penghargaan oleh pemerintah pusat. Untuk menyukseskan pencegahan kerusakan hutan dibutuhkan juga partisipasi aktif dari masyarakat, dan turut memberi laporan ke polisi dan aparat kehutanan apabila melihat adanya kegiatan perusakan hutan di sekitar tempat tinggal mereka.

Perwakilan BNPT Sultra dan Polres Kendari tampak bersama Ketua DPW LDII Sultra

Kemudian acara dilanjutkan dengan sosialisasi bahaya radikalisme dan terorisme yang disampaikan Kabid Penelitian BNPT Sultra Abdul Haq yang didampingi Kasat Binmas Polres Kendari. Dalam Pemaparannya Abdul Haq yang juga Dosen Pengajar IAIN kendari menyampaikan bahwa beberapa waktu ini organisasi radikal semakin berani menunjukkan dan mengkampanyekan agenda-agenda yang sarat kepentingan politik di tengah-tengah masyarakat dengan memajang baliho-baliho besar di jalan-jalan umum yang berisi seruan untuk mewujudkan khilafah atau negara yang berdasar syariat keagamaan yang tentu bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945.

 Jamaah Masjid Al-Manshurin tampak antusias Menyimak Paparan BNPT Sultra

Organisasi radikal yang terang-terangan menyerukan pembentukan khilafah ini adalah Hizbut Tahrir Indonesia atau biasa disingkat HTI. Organisasi ini menurut kajian dan penelitian BNPT sebenarnya merupakan gerakan politik, bukan dakwah keagamaan meskipun dalam kegiatannya banyak memakai simbol-simbol agama. Masyarakat dihimbau waspada dan tidak mudah tertipu oleh organisasi ini. Makna Hizbut Tahrir sendiri menurut Abdul Haq yang sudah bertahun-tahun meneliti organisasi ini, Hizbut Tahrir berasal dari kata Hizbul (Partai) dan Tahriron (Bebas/pembebasan), jadi menurut dia Hizbut Tahrir merupakan Partai yang dibentuk untuk membebaskan dari sistem jahiliah demokrasi menuju negara khilafah yang berdasar syariat agama.

Sesi Tanya Jawab Sosialisasi BNPT dengan jamaah LDII

Selanjutnya Abdul Haq juga menghimbau para jamaah pengajian agar senantiasa menjaga anak-anak mereka khususnya kalangan generasi muda dari pengaruh gerakan radikal maupun terorisme, karena berdasar hasil risetnya selama ini kalangan generasi muda merupakan kelompok yang paling rentan mengikuti gerakan radikal dan terorisme tersebut. Lebih lanjut ia menambahkan kelompok radikal senantiasa mengincar remaja-remaja labil yang tidak paham agama. Selanjutnya di akhir acara Abdul Haq membuka sesi tanya jawab dengan peserta sosialisasi dimana terdapat dua orang penanya, salah satunya adalah Bapak Jastan yang mempertanyakan kemanakah dia harus melapor apabila di lingkungan tempat tinggalnya dia temukan indikasi adanya kegiatan radikal dan apakah kerahasiaan identitas pelapor bisa dijamin aparat terkait. Pertanyaan tersebut dijawab kasat Binmas bahwa warga silakan melapor ke polisi terdekat atau bisa melapor ke dirinya langsung dan tidak perlu kuatir akan keamanan identitas pelapor.

Foto Bersama Pengurus LDII dengan BNPT Sultra dan Polres Kendari

Di akhir acara sosialisasi sebagai kenang-kenangan atas terselenggaranya kegiatan ini dengan baik, maka diadakan sesi Foto Bersama Perwakilan BNPT Sultra, Polres Kendari, Kepala Balai Kehutanan, dan Pengurus LDII Sultra. Usai sesi foto bersama Ketua DPW LDII Sultra berharap kerjasama antara LDII dengan BNPT dan kepolisian semoga dapat terus ditingkatkan ke depan.

Komentar