Tangkal Radikalisme, LDII Kendari Giatkan Pembinaan Remaja

Terjadinya aksi teror yang terjadi di sekitar perempatan Sarinah Jalan MH Thamrin, Jakarta pada Kamis (14/1/2016) lalu menggerakkan kesadaran masyarakat untuk melawan terorisme. Pemerintah Indonesia melalui pernyataan Presiden Joko Widodo secara tegas mengecam aksi tersebut. Masyarakat pun menyatakan keberaniannya melawan terorisme dengan mempopulerkan hastag #kami tidak takut di media sosial.

Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) selaku ormas islam juga secara tegas menyatakan kecaman terhadap segala bentuk tindakan teror yang dilakukan golongan radikal. Hal ini, LDII tegaskan melalui pernyataan sikap bersama ormas islam lain melalui forum ukhuwah islamiyah beberapa waktu yang lalu. Pernyataan tersebut berisi penolakan terhadap gerakan Islamic State of Iraq and Syiria (ISIS).


Radikalisme maupun terorisme timbul karena lemahnya rasa, paham, dan semangat bela negara. Lemahnya nasionalisme, serta rendahnya pemahaman 4 pilar kebangsaan yang meliputi, Pancasila, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), UUD 1945, dan Bhineka Tunggal Ika dinilai turut menjadi cikal bakal gerakan teror dan radikal. Gerakan radikal lain yang patut diwaspadai adalah munculnya Organisasi Gafatar yang merupakan aliran sesat dimana mencoba menggabungkan paham keyakinan lima agama dan mencoba mendirikan Negara Kesatuan Semesta Alam di Kalimantan Barat. Keberadaan organisasi ini akhirnya dilarang pemerintah karena berbau makar dan mengajarkan paham keagamaan yang menyesatkan.


Menindaklanjuti hal tersebut LDII Kendari kemudian semakin mengintensifkan kegiatan pengajian dan pembinaan aktifitas sosial khususnya di kalangan generasi muda, mengingat mereka sangat rentan menerima paham-paham radikal tersebut jika tidak dibendung sejak dini. Kegiatan tersebut antara lain Pengajian Remaja Semalam Suntuk, Festival Anak Sholeh, Bazaar Remaja, Pertandingan Pencak Silat, Pelatihan Kewirausahaan, Karnaval Sepeda Hias, dan Kompetisi Futsal Remaja LDII.






Dalam menangkal radikalisme di kalangan umat islam tidak bisa dilakukan dengan upaya pemaksaan dan doktrin  keyakinan semata seperti yang dilakukan oleh pemerintah melalui MUI selama ini, melainkan juga perlu partisipasi aktif berbagai elemen masyarakat seperti tokoh-tokoh masyarakat, kalangan pendidik, dan unsur pemerintah hingga ke tingkat RT/ RW. Hal inilah yang disadari oleh pengurus LDII Kendari sejak lama sehingga tidak heran setiap hari selalu diadakan berbagai kegiatan sosial keagamaan untuk memperkuat akidah dan pemahaman spritual.





Komentar