Kawasan Industri Morowali serap 80.000 pekerja

Morowali (ANTARA News) - Kawasan Industri Morowali yang baru saja diresmikan pembangunannya oleh Menteri Perindustrian Saleh Husin mampu menyerap 80.000 tenaga kerja saat dioperasikan 2019 mendatang.

"Dengan terbangunnya pabrik stainless steel berkapasitas 2 juta ton dan berkembangnya industri-industri hilir lainnya maka diperkirakan, pada tahun 2019, Kawasan Industri Morowali Tsingshan akan menyerap 80.000 tenaga kerja," kata Menteri Saleh Husin dalam sambutannya di Morowali, Jumat.

Menperin meyakinkan nantinya tenaga kerja di kawasan tersebut akan diisi oleh putra-putri terbaik Bangsa Indonesia.

"Penyerapan 80.000 tenaga kerja itu akan sampai pada selesainya seluruh proses pembangunan, termasuk adanya industri turunan. Dengan hadirnya kawasan industri berbasis nikel ini maka nanti dapat menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar dan skill tertentu yang mumpuni. Ke depan kita berharap tenaga lokal dapat duduk dan bisa ikut berpartisipasi di Kawasan Industri Morowali Tsingshang ini," kata Menteri Saleh.

Sementara itu, Presiden Direktur Indonesia Morowali Industrial Park, Hamid Mina mengatakan hingga saat ini saja, pembangunan kawasan industri tersebut telah menyerap 2.000 pekerja.

Dengan dibangunnya kawasan industri seperti di Morowali maka diharapkan dapat mendorong tumbuhnya industri nasional. Pengembangan kawasan industri di daerah merupakan upaya untuk penyebaran industri yang saat ini masih terpusat di Pulau Jawa.

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) akan mengembangkan 13 kawasan industri di luar Pulau Jawa untuk penyebaran investasi di bidang pengolahan di berbagai daerah di Indonesia.

Ke-13 kawasan industri yang akan dikembangkan adalah pertama, Teluk Bintuni (Papua Barat), yang berbasis gas, dan akan dikembangkan industri petrokimia. Kedua, Halmahera Timur (Maluku Utara), dengan basis pengembangan industri nikel. Ketiga, Bitung (Sulawesi Utara) dan keempat adalah Palu (Sulawesi Tengah).

Kelima Morowali (Sulawesi Tengah) yang berbasis pengolahan nikel. Keenam adalah Konawe (Sulawesi Tenggara). Ketujuh adalah Bantaeng (Sulawesi Selatan). Sedangkan enam lainnya adalah Batu Licin (Kalimantan Selatan), Ketapang (Kalimantan Barat), Landak (Kalimantan Barat), Kuala Tanjung dan Sei Mangke (Sumatera Utara), serta Tanggamus (Lampung).

"Misi penyebaran dan pemerataan industri ini sejalan dengan Nawa Cita Presiden Republik Indonesia Agenda Prioritas ke-6 butir ke-4 yakni meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkut bersama bangsa-bangsa Asia lainnya melalui pembangunan sekurang-kurangnya 10 kawasan industri baru berikut pengembangan hunian untuk buruh," kata Menteri Saleh.

 Sumber : antaranews.com


Komentar